Gangguan pada vagina dapat memengaruhi hasrat untuk berhubungan seksual,tingkat kesuburan, dan kondisi kesehatan wanita secara keseluruhan. Kenali dan waspadai gejalanya melalui perbedaan dari kondisi vagina yang normal.
Selain membersihkannya dengan teratur, menjaga agar vagina tetap sehat dapat dilakukan dengan mengenali gejala-gejala yang dapat merujuk pada risiko penyakit tertentu. Berbagai faktor dapat memengaruhi kesehatan vagina. Namun beberapa gejala lain sebenarnya adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Kenali gejala-gejala berikut ini beserta penyebab dan potensi penyakitnya.
Nyeri saat berhubungan seksual
Gangguan saat berhubungan seksual seperti nyeri pada saat dan setelah bersenggama (dispareunia) dapat diakibatkan karena beberapa hal seperti:
- Otot dinding vagina mengalami kontraksi yang tidak terduga (vaginismus).
- Depresi, kecemasan, dan trauma dapat menurunkan hasrat untuk berhubungan seksual sehingga menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan saat melakukan senggama.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, penyebab lain seperti kista pada vagina dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.
- Perubahan kadar hormon seperti turunnya produksi estrogen setelah melahirkan, saat menyusui, dan setelah menopause, menyebabkan penipisan dinding vagina sehingga mendatangkan nyeri saat berhubungan seksual.
Gatal pada daerah kemaluan
Kondisi ini dapat menjadi gejala infeksi kutu pada rambut kemaluan. Kutu ini dapat meninggalkan bintik-bintik hitam pada kulit atau celana dalam Anda. Selain itu gigitan kutu juga dapat meninggalkan bintik biru. Cangkang telur kutu juga dapat dikenali dengan titik putih pada dasar rambut kemaluan. Kondisi ini dapat ditangani dengan obat-obatan insektisida yang dijual bebas di pasaran.
Selain itu, gatal di sekitar vagina yang diiringi meningginya suhu tubuh dapat menjadi gejala kudis. Kondisi yang kerap memburuk di malam hari ini disebabkan oleh tungau kecil yang menelusup ke dalam kulit. Hal ini dapat ditangani dengan resep krim dari dokter.
Luka atau guratan
Guratan atau luka pada kulit kemaluan dapat menjadi gejala herpes genital yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagian besar orang yang mengalaminya tidak menyadari bahwa mereka sedang terinfeksi karena gejalanya yang dapat hilang dengan sendirinya. Virus ini tidak dapat dilenyapkan dari tubuh, tapi dapat dikontrol dengan obat-obatan antivirus. Selain herpes genital, luka juga dapat disebabkanpenyakit menular seksual lain.
Cairan dari vagina
Cairan dari vagina dapat dikategorikan normal jika warnanya tidak berbeda darikeputihan biasa, tidak berbau, dan tidak disertai gejala lain seperti gatal atau nyeri. Namun infeksi jamur dapat menyebabkan cairan vagina berwarna putih kental. Sementara vaginosis bakteri menyebabkan cairan berbau amis berwarna abu-abu. Penyakit seksual menular seperti trikomoniasis, klamidia, dan gonore juga dapat mengakibatkan cairan vagina yang tidak normal. Kondisi ini perlu ditangani oleh dokter.
Vaginitis atau infeksi yang mengakibatkan ketidaknormalan kadar bakteri vagina dan inflamasi juga diawali dengan adanya cairan vagina yang berbau dan menyebabkan gatal atau nyeri. Vaginosis bakteri adalah jenis vaginitis yang umum. Kondisi ini dapat juga bisa disebabkan oleh jamur Candida albicans dan parasit trikomoniasis yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Tonjolan kecil
Tonjolan kecil yang keras dengan permukaan kasar bisa jadi adalah kutil kelamin.Kutil kelamin bisa terasa gatal, tapi tidak mendatangkan rasa sakit. Kutil-kutil kelamin ini dapat tumbuh secara berkelompok atau sendiri-sendiri. Kondisi ini dapat ditangani dengan resep krim dari dokter.
Pendarahan tidak normal
Pendarahan di luar masa menstruasi atau setelah berhubungan seksual dapat menjadi gejala infeksi, seperti klamidia atau ketidaknormalan pada leher rahim. Pada kasus yang sangat jarang, hal ini dapat menjadi gejala kanker. Pendarahan juga kadang diasosiasikan dengan efek samping kontrasepsi suntik atau oral. Segera memeriksakan diri ke dokter adalah langkah yang terbaik.
Benjolan pada mulut vagina
Benjolan tersebut bisa jadi adalah kista Bartholin yang dapat terinfeksi dan mengandung nanah pada bagian dalam bibir vagina. Penanganan dapat dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik atau menjalani prosedur bedah. Pada kasus yang sangat jarang pada wanita pasca-menopause, kadang perlu dilakukan biopsi untuk mendeteksi kemungkinan kanker vulva. Selain itu, benjolan merah dapat terbentuk ketika terjadi infeksi pada batang rambut kemaluan atau disebut folikulitis.
Ruam pada vagina
Molluscum contagiosum (MC) adalah virus yang ditularkan melalui kontak antarkulit atau menyentuh benda yang terkontaminasi seperti handuk. Virus ini dapat menyebabkan bintik-bintik merah yang padat, tapi tidak terasa sakit. Pengobatan dapat dilakukan oleh dokter spesialis penyakit kelamin dengan menggunakan cairan nitrogen.
Selain infeksi MC, ruam juga dapat disebabkan oleh iritasi kulit akibat banyak faktor, misalnya gesekan pakaian. Ruam juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi akibat penggunaan sabun, sampo, losion, atau parfum yang dapat memicu dermatitis. Mengganti produk-produk tersebut dengan yang bebas aroma dapat mencegah dermatitis datang kembali. Selain hal di atas, ruam juga dapat disebabkan oleh ekim, psoriasis dan infeksi jamur.
Agar Vagina Tetap Sehat
Selain mengenali gejala-gejala di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar vagina dapat tetap sehat, yaitu:
- Vaksinasi HPV dapat mencegah infeksi virus.
- Hubungan seksual terproteksi menggunakan kondom atau hubungan monogami dengan orang yang bebas penyakit menular seksual.
- Cermat memilih alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi seperti spermisida dan cincin Nuva dapat menyebabkan iritasi pada vagina.
- Batasi konsumsi minuman keras dan hindari rokok serta obat-obatan terlarang.
- Jaga kebersihan vagina dengan air dan sabun yang tidak beraroma. Selain itu hindari pembalut beraroma.
- Senam Kegel dapat membantu mengencangkan otot panggul dan vagina.
- Kenali efek samping obat-obatan yang mungkin dapat berdampak kepada tingkat hormon dan vagina. Konsumsi antibiotik dalam jangka panjang berisiko menyebabkan infeksi jamur pada vagina. Sementara antihistamin tertentu dapat menyebabkan vagina kering.
- Pemeriksaan secara teratur seperti pap smear untuk mendeteksi potensi penyakit.
- Lebih berhati-hati saat beraktivitas. Cedera pada area panggul dan hubungan seksual yang dipaksakan dapat membuat vagina mengalami trauma.
- Kenali hubungan antara kondisi kesehatan tertentu dan efeknya terhadap vagina. Misalnya diabetes dan sindrom Sjogren yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan vagina kering.
Secara keseluruhan, agar dapat segera mendapat penanganan yang tepat, periksakan diri ke dokter jika:
- Terdapat perubahan warna, volume, atau bau cairan vagina, terutama jika gejala disertai dengan gejala lain, seperti gatal, nyeri atau demam.
- Terdapat benjolan pada vagina.
- Vagina menjadi gatal, iritasi, dan kemerahan.
- Vagina terasa seperti penuh atau tertekan.
- Pendarahan di luar masa menstruasi, setelah menopause, atau setelah berhubungan seksual.
Menjaga kesehatan vagina sebagai organ penting kebutuhan seksual dan reproduksi merupakan hal yang penting. Lakukan untuk memiliki hidup lebih berkualitas dan produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar